Satu abad dulu, perjalanan transatlantik mula-mula memerlukan dikala sampai 23 hri. Langsung, manusia pula bakal mampu mencapai Mars kurun waktu yg sama bersama menyempurnakan technologi laser.
Ilmuwan NASA, Philip Lubin, mengemukakan bahwa bersama menggantikan roket terupdate bersama system propulsi berbasis bahan bakar dgn satu roket yg mengandalkan foton dapat dengan cara signifikan meningkatkan kecepatan perjalanan area angkasa.
Science Alerts menuturkan, "Partikel cahaya dari laser di orbit Bumi dapat mencerminkan monitor agung yg reflektif kepada pesawat tempat angkasa & membuahkan daya dorong yg bisa mengirimnya ke maksud bersama kecepatan gila."
Lubin memperkirakan probe 100 kilogram dapat mencapai Mars dalam saat 72 jam. Pesawat tempat angkasa berawak lebih akbar dapat membutuhkan ketika sekira satu bln. Para ahli yakin System Peluncuran Luar Angkasa yg ketika ini dalam pembangunan telah mampu mengambil manusia ke Mars dalam saat lebih kurang lima bln.
"Ada kemajuan terkini yg membawa ini dari fiksi ilmiah dgn realitas ilmu wawasan. ga ada argumen kenapa kita tak sanggup melaksanakan ini," imbuhnya lewat video di Youtube. Begitu dilansir dari USA Today, Pekan (28/2/2016).
Ilmuwan NASA, Philip Lubin, mengemukakan bahwa bersama menggantikan roket terupdate bersama system propulsi berbasis bahan bakar dgn satu roket yg mengandalkan foton dapat dengan cara signifikan meningkatkan kecepatan perjalanan area angkasa.
Science Alerts menuturkan, "Partikel cahaya dari laser di orbit Bumi dapat mencerminkan monitor agung yg reflektif kepada pesawat tempat angkasa & membuahkan daya dorong yg bisa mengirimnya ke maksud bersama kecepatan gila."
Lubin memperkirakan probe 100 kilogram dapat mencapai Mars dalam saat 72 jam. Pesawat tempat angkasa berawak lebih akbar dapat membutuhkan ketika sekira satu bln. Para ahli yakin System Peluncuran Luar Angkasa yg ketika ini dalam pembangunan telah mampu mengambil manusia ke Mars dalam saat lebih kurang lima bln.
"Ada kemajuan terkini yg membawa ini dari fiksi ilmiah dgn realitas ilmu wawasan. ga ada argumen kenapa kita tak sanggup melaksanakan ini," imbuhnya lewat video di Youtube. Begitu dilansir dari USA Today, Pekan (28/2/2016).
0 comments:
Post a Comment