Bermacam mitos tidak lepas dari fenomena alam seperti gerhana matahari keseluruhan yg dapat berlangsung Rabu 9 Maret. Diwaktu berlangsung gerhana mataharikeseluruhan kepada 1983, tiada penduduk yg berani ke luar hunian dikarenakan bermacam macam mitos sampai cahaya matahari dianggap beracun.
"Menurut narasi ortu aku, dikala itu benar-benar ada berita dari pemerintah lewat koran ataupun tv, menurutnya dilarang ke luar hunian kepada hri itu (berlangsunggerhana). Malah ada yg bilang, cahaya matahari beracun," kata pendiri Himpunan Astronom Amatir Semarang (HAAS), Dwi Lestari.
Katanya, kala itu wawasan masyarakat tetap amat terbatas, lebih-lebih belum sedia tehnologi kabar seperti sekarang ini. Penduduk dgn gampang menelan berita ygbelum pasti kebenarannya tidak dengan mencerna lebih-lebih dulu.
"Makanya dikala itu, sehari sebelum berjalan gerhana, toko makanan laris utk persediaan. Seharian mereka tak ke luar hunian sama sekali. Padahal, gerhananya cumasekira lima menit. Info seperti inilah yg butuh kita sampaikan ke warga," jelasnya di depan puluhan mahasiswa Trayek Fisika Fakultas MIPA Unnes.
Mahasiswa semester VIII itu menyambung, fenomena alam, seperti gerhana MataharI keseluruhan senantiasa menarik perhatian peneliti. Tidak heran, seandainya peneliti luar negara berdatangan ke Indonesia buat jalankan penelitian.
"Nanti ada serta peneliti NASA yg datang ke Balikpapan atau kota lain yg berlangsung gerhana matahari keseluruhan. Itulah sebenarnya alasannya saat itu, masyarakatdilarang ke luar hunian supaya tidak mengganggu peneliti luar negara yg mengamati gerhana," tandasnya.
0 comments:
Post a Comment