Kecanduan Gadet ? Depresi Menanti

Dgn makin berkembangnya tehnologi, orang sekarang ini makin tidak dapat jauh dari pemakaian hp. Hati-hati, apabila telah kecanduan seperti begitu, Kamu berisiko tinggi mengalami cemas berlebihan sampai depresi. 

Peneliti dari University of Illinois, Alejandro Lleras, merasa sekarang tingkat ketergantungan orang kepada tehnologi seperti tv, video game, & mobile phone telahteramat berlebihan. Dirinya juga selanjutnya lakukan penelitian berkenaan kecanduan telephone seluler kepada sekelompok mahasiswa. 

Kira Kira 300 responden terlibat dalam penelitian Lleras. Dalam studi yg sudah dipublikasikan dalam jurnal Computers in Human Behavior ini, responden diberikan kuesioner utk mengetahui tingkat mental responden, jumlah handphone yg dipunyai, & kadar pemakaian internet mereka. 

Baca pun : Video Game & Fasilitas Sosial, Dua Penyebab Remaja Kekurangan Jam Tidur 

Kuesioner ini diberikan dgn maksud buat menonton apakah responden kecanduan bersama telephone seluler & resiko tabiat tersebut pada kesehatannya, terutama kesehatan mental. Akhirnya, ditemukan bahwa mereka yg dianggap ketergantungan & nyaris tak mampu lepas dari pemakaian telephone seluler mempunyai score depresi& skala kecemasan yg lebih tinggi. 

"Banyak orang berubah kepada pemakaian handphone utk mengatasi depresi & kecemasan. Maka waktu selanjutnya pemakaian telephone seluler dikurangi atau dihentikan, efeknya berkali-kali lipat," ucap Lleras, seperti dikutip dari Times of India, Jumat (4/3/2016). 

Terkecuali memunculkan risiko depresi & cemas, terlampaui lama memanfaatkan mobile phone pula akan mengakibatkan rintangan mata, yg selanjutnya lebih dikenalbersama 'digital eye strain'. 

Keadaan ini ditandai dgn gejala seperti mata kering, iritasi, penglihatan kabur, mata lelah, sakit kepala, & nyeri, terutama di leher & punggung. 'Digital eye strain' sendirirata-rata baru dapat muncul sesudah yg bersangkutan menatap monitor selagi dua jam atau lebih. 

Menurut pengamat, ada sekian banyak hal yg membawa peran dalam memicu 'digital eye strain', semisal durasi & frekuensi pemakaian gadget, kedekatan letak gadgetbersama mata, & paparan cahaya biru atau sumber cahaya dari monitor bersama resolusi tinggi